Rabu, 13 Januari 2016

Perekonomian di Indonesia 2014

Ekonomi menurut bahasa Yunani yaitu Oikos berarti keluarga atau rumah tangga, sedangkan Nomos bearti peraturan atau aturan. Sedangkan menurut istilah yaitu manajemen rumah tangga. Masalah ekonomi adalah masalah yang selalu dihadapi oleh manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Ekonomi sebagai alat pengukur tingkat kemajuan dalam suatu negara. Pada dasarnya, masalah ekonomi yang sering dihadapi adalah jumlah kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan jumlah alat pemuas kebutuhan manusia terbatas.

Kondisi ekonomi makro  sepanjang tahun 2014 menunjukkan kinerja yang cukup baik sebagaimana ditunjukkan melalui indikator makro ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 tercatat sebesar 5,1 persen (angka sementara), lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yang sebesar 5,5 persen. “Ini tentunya terkait dengan kondisi global dan kondisi kita sendiri, di mana besarnya defisit transaksi berjalan membuat baik kebijakan moneter dan fiskal sifatnya kebijakan yang ketat. Dengan kebijakan yang ketat, maka otomatis memang pertumbuhan akan terkendala, sehingga tidak mencapai apa yang diharapkan,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodojonegoro dalam konferensi pers ‘Perkembangan Perekonomian Terkini Serta Kinerja Realisasi APBNP Tahun 2014’ di kantornya, Senin (5/1).

Selain itu, tingkat inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8.36 persen, lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2014 yang sebesar 5,3 persen. Hal ini terjadi karena APBN-P 2014 belum mengasumsikan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Realisasi tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sebesar 5,8 persen, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014 yang sebesar 6,0 persen. Sementara itu, realisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat rata-rata sebesar Rp11.878/dolar AS, lebih tinggi dari angka yang ditetapkan dalam APBN-P 2014, sebesar Rp11.600/dolar AS. Harga minyak mentah Indonesia tercatat sebesar 97 dolar AS per barel, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014, sebesar 105 dolar AS per barel.

Tahun 2014 yang baru saja berlalu ternyata kembali menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi global tidak secerah prakiraan semula. Pemulihan memang terus berlangsung di berbagai ekonomi utama dunia, namun dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan harapan dan tidak merata. Harga komoditas dunia pun terus melemah karena permintaan belum cukup kuat, khususnya dari Tiongkok. Di sektor keuangan, ketidakpastian kebijakan the Fed telah meningkatkan kerentanan dan volatilitas di pasar keuangan dunia. Sebagai negara berkembang (emerging market), kita turut merasakan adanya pergeseran arus modal asing keluar dari Indonesia. Selain itu, kita juga dapat mengamati adanya divergensi kebijakan moneter di negara-negara maju. Berbeda dengan the Fed yang berencana melakukan normalisasi kebijakan moneternya, bank sentral Jepang dan Eropa masih perlu menempuh kebijakan moneter yang sangat akomodatif.

Daftar Pustaka:
http://www.kemenkeu.go.id/Berita/kondisi-ekonomi-makro-ri-tahun-2014-tunjukkan-kinerja-baik
http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2014.aspx

Pasar Modal di Indonesia

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang biasa diperjual belikan di padar modal seperti saham, obligasi, waran, reksa dana, dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun intuisi lainnya, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian , masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan resiko masing-masing instrument.

Kondisi pasar modal di Indonesia tahun ini tidak terlepas dari perlambatan perekonomian baik di tingkat global dan domestik. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dai tanggal 2 Januari hingga 7 Agustus 2015, mengalami penurunan hinggal -9,01% atau di level 4.770,30. Dibandingkan tahun 2010, pada tahun 2015 saat ini terjadi peningkatan IHSG sebesar 29%. "Dalam lima tahun terakhir IHSG di Indonesia masih relatif lebih baik dibanding perkembangan indeks di beberapa bursa global. Kita masih lebih baik dari Australia, Malaysia, dan Singapura."(Nurhaida)

Emiten adalah sebutan untuk perusahaan yang melakukan emisi atau menerbitkan dan menjual saham atau obligasi kepada masyarakat. Tidak semua perusahaan dapat dikatakan sebagai Emiten. Hanya perusahaan yang saham atau obligasinya diperdagangkan di bursa efek saja yang disebut sebagai Emiten. Di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat lebih dari 400 emiten saham dan sekitar 82 emiten obligasi. Dengan kian bertambahnya perusahaan yang memutuskan untuk menjual efek kepada masyarakat, semakin banyak dan beragam pula pilihan investasi surat berharga yang dapat diambil oleh investor.

Daftar Pustaka:
marketeers.com/article/pasar-modal-terus-tumbuh-dalam-lima-tahun-terakhir.html Diakses pada 13 Januari 2016 19.11
www.idx.co.id/beranda/informasi/bagiinvestor/pengantarpasarmodal.aspx Diakses pada 13 Januari 2016 19.41

Nilai Tukar Uang di Indonesia

Nilai tukar adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari. Nilai tukar uang dalam suatu negara digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Nilai tukar uang mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing. Nilai tukar uang biasa disebut kurs. "Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut".(Triyono, 2008)

Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang. Karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Terkikisnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dolar Amerika, memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2013). Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang asing lainnya. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang suatu negara lain ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan.

Mata uang di Indonesia adalah Rupiah Indonesia. Simbol dari Rupiah Indonesia adalah Rp. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing salah satunya terhadap dolar. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar Rp 13.825,00. Konversi mata uang rupiah terhadap dolar yang telah diperbaharui pada tanggal 13 Januari 2016 dari Dana Moneter Indonesia.

Daftar Pustaka:
Anonim. 2016. (IDR) dan Dollar Amerika Serikat. http://in.coinmill.com/IDR_USD.html
Diakses pada 13 Januari 2016 20.22

Inflasi di Indonesia

Inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan terhadap barang-barang dalam perekonomian, secara keseluruhan dan terus menerus. Dalam inflasi kelebihan permintaan tersebut dapat diartikan ganda, yaitu pengeluaran yang diharapkan terlalu banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau barang yang tersedia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Pada periode 1960-1965, perekonomian Indonesia menghadapi masalah yang berat sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan politik. Doktrin ekonomi terpimpin telah menguras hampir seluruh potensi ekonomi Indonesia akibat membiayai proyek-proyek politik pemerintah. Indonesia pernah mengalami masa suram perekonomian pada saat tahun 1965, dimana terjadi hiper-inflasi. Laju inflasi pada waktu itu sebesar 650%, berarti harga-harga naik lebih dari enam kali lipat dalam kurun waktu satu tahun. 

Hiperinflasi tersebut menyebabkan nilai mata uang asing menguat dan menyebabkan harga barang import semakin tinggi. Karena laju inflasi yang sangat tinggi menyebabkan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa menurun. Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan tingkat suku bunga dan kredit. Kebijakan moneter biasanya lebih efektif untuk mengatasi masalah inflasi di indonesia. Hal tersebut disebabkan inflasi dapat diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan jumlah uang beredar. Salah satu instrumen yang biasa digunakan Bank Sentral untuk menanggulangi atau mengatasi masalah inflasi adalah Operasi Pasar Terbuka. Instrumen ini memberikan kesempatan masyarakat untuk membeli atau menjual surat-surat berharga milik negara. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang dan harga-harga pun dapat ditekan.

Daftar Pustaka:
Anonim. 2016. ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/cara-pemerintah-menanggulangi-inflasi/